Kamis, 30 Mei 2019

INGIN BANGUN RUMAH CEPAT ? BISA COBA RUMAH PANGGUNG KREASI DESA WOLOAN, TOMOHON, MANADO

Sumber: https://jejaklangkahku.com/2015/01/21/ingin-bangun-rumah-cepat-bisa-coba-rumah-panggung-kreasi-desa-woloan-tomohon-manado/

21 Januari 2015


Rumah Kayu Woloan 2 Tingkat

JEJAKLANGKAHKU – Seingat saya, jaman dahulu kala (sampe sekarang juga masih ada), sering dibelikan orang tua lemari, meja dan tempat tidur knock down (bongkar pasang) dan serunya bisa dipindah-pindah dengan mudah sesuka hati kita, karena desainnya yang memang untuk bongkar pasang. Nah, pernah kebayang gak kalo hal ini diterapkan bukan hanya pada perabotan rumah tangga, tapi pada bangunan sebuah Rumah?  Kebayang deh gimana merakitnya tuh?


Rumah Kayu Knock Down, Woloan Manado

Tapi itulah kenyataan yang bisa ditemui di Desa Woloan Tomohon Manado. Jika sedang travelling ke Manado, bisa mampir di Woloan, sekitar 15 menit waktu tempuh dengan mobil dari kota Tomohon. Desa ini terkenal dengan pengrajin rumah kayunya yang dibuat secara knock down dan bisa diorder beli untuk dipasang di lokasi tertentu, bahkan sampai di ekspor ke luar negeri. Sepanjang jalan di Woloan ini kita dapat menikmati keindahan arsitektur rumah panggung kayunya, dengan beraneka bentuk dan desain. Tipe rumah kayunya ada yang bertingkat menyerupai rumah panggung dan ada juga yang hanya 1 lantai. Harganya juga bervariasi mulai dari sekitar Rp 90 jutaan s.d Rp 300 an juta tergantung ukuran dan desainnya. Oiya salah satu kelebihan dari rumah kayu ini adalah tahan terhadap gempa bumi, ya iyalah secara dari kayu gitu, kaga mungkin rontok dah…hehehe, mungkin cocoknya dipake di Jepang ya.


Rumah Kayu Knock Down di Woloan Manado

So, berminat pakai rumah kayu knock down ini? lumayan kan kalo dimutasi ama kantor, bisa ikutan mutasi juga rumahnya, kaga perlu beli baru lagi, cukup beli tananhnya aja…hehe. Dan jangan kuatir kalo beli rumah ini trus gak bisa pasangnya, karena jika kita beli, maka rumah akan dikirim ke lokasi kita lengkap bersama tukang kayunya yang akan pasang. Wewww… kreatif  !!!

 – Woloan Tomohon, Manado – Mei 2011 –

– Sitou Timou Tumou Tou –

– My Trip My Happiness –

Kamis, 23 Mei 2019

Komisi VI Saring Aspirasi Pengusaha Rumah Panggung

Warga bergotong-royong membangun rumah panggung. (ilustrasi)
Warga bergotong-royong membangun rumah panggung. (ilustrasi)
Foto: antara/Sahrul Manda Tikupadang.
      REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Komisi VI DPR RI mengunjungi Kota Tomohon, Sulawesi Utara untuk menyerap informasi pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM). Mereka juga berdialog dengan pelaku usaha industri rumah panggung.
Tiba di kota berpenduduk lebih dari 100 ribu jiwa itu, rombongan langsung menuju sentra pembangunan rumah panggung di Kelurahan Woloan, Kecamatan Tomohon Tengah, disambut Sekretaris Daerah Kota Arnold Poli.
"Kami berharap pengusaha-pengusaha di Kota Tomohon memberikan informasi kepada Komisi VI mengenai perkembangan usaha yang dijalani termasuk kerjasama dengan pihak perbankan," kata Azam di Tomohon, Jumat (23/9).
      Dia mengingatkan, pihak perbankan dapat menjalin kerja sama dengan para pengusaha rumah kayu Woloan terkait perkreditan. "Di dalam aturan, perbankan akan bekerja sama membantu memberikan kredit usaha dengan kriteria pinjaman maksimal Rp 25 juta tanpa jaminan," ujarnya.
Politikus Partai Demokrat itu menambahkan, untuk kredit usaha di atas Rp 25 juta wajib, pengusaha memberikan jaminan minimal 30 persen dari pinjaman. Dia meminta ada yang melapor jika ada dari pihak perbankan meminta jaminan dari pengusaha pada pinjaman maksimal Rp 25 juta.
Sumber : antara

Selasa, 21 Mei 2019

Mantap, Tukang Kayu Ini Digaji Rp 15 Juta di Tanzania

Sumber: https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/26/m32s5g-mantap-tukang-kayu-ini-digaji-rp-15-juta-di-tanzania

Jumat 27 Apr 2012 02:06 WIB
Red: Endah Hapsari

Rumah panggung woloan
Rumah panggung woloan
Foto: inforumah.net

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO---Perajin produk kayu Woloan Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut) menerima gaji berkisar Rp 15 juta per bulan untuk pekerjaan membangun kembali rumah yang diekspor ke Tanzania. "Pembeli Tanzania memesan 80 rumah kayu perpaduan rumah panggung Minahasa dan rumah adat negara tersebut, sudah dikirim sebanyak 40 unit dalam bentuk rumah jadi, dan para tukang menerima upah sekitar Rp 15 juta per bulan," kata Vanny Kojongian, petugas kelurahan Woloan I membidangi pengembangan industri rumah panggung.
Vanny mengatakan, para tukang tersebut menerima gaji sudah termasuk dalam kontrak ekspor rumah ke Tanzania. "Ada sekitar delapan perajin rumah panggung Woloan mengerjakan rumah di Tanzania, karena tidak ada tenaga kerja yang punya keahlian membangun rumah panggung di negara tersebut," kata Vanny.

Kepala Bidang Pengembangan Industri Kecil Menengah (FPIKM) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Nico Rambitan mengatakan, pendapatan perajin rumah panggung saat ini mampu menyamai bahkan mungkin melebihi industri lainnya, karena itu perlu mendapat perhatian serius.
"Pemerintah daerah perlu memberi berbagai kemudahan agar industri rumah panggung di Sulut dapat berkembang lebih pesat karena telah terbukti berperan cukup signifikan dalam pertumbuhan ekonomi," kata Nico.

Di Sulut saat ini terdapat lebih 100 pengrajin rumah panggung tersebar di beberapa sentra seperti Woloan Kota Tomohon dan Mokobang Minahasa Selatan, dengan menyerap lebih 1.000 tenaga kerja.
 
Sumber : Antara

Senin, 20 Mei 2019

Desa Woloan, Markas Pembuat Rumah Tradisional Minahasa

Sumber: https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2250662/desa-woloan-markas-pembuat-rumah-tradisional-minahasa

Liputan6.com, Jakarta Suara getokan palu dan serutan mesin potong kayu makin santer terdengar saat memasuki kawasan Desa Woloan. Sepanjang bantaran jalan di desa yang berada di Kecamatan Tomohon Barat, Sulawesi Utara, ini dipenuhi rumah adat Minahasa setengah jadi, di sekitarnya penuh dengan onggokan kayu. Dari tempat itu, sekelompok orang tampak sibuk dengan perkakasnya.
“Rumah-rumah ini dibuat untuk dijual, bukan untuk dihuni sendiri. Dari ujung ke ujung ini semua rumah dijual,” begitu ungkap Fari, salah seorang pengrajin rumah adat Minahasa saat ditemui Tim Liputan6.com yang ditulis pada Jumat (12/6/2015).
Lebih jauh Fari menjelaskan Desa Woloan merupakan markas pengrajin rumah adat Minahasa. Rumah-rumah adat Minahasa ini dibuat dengan menggunakan kayu besi sebagai bahan baku utamanya. Bahan baku kayu besi ini dipasok dari kawasan Kabupaten Bolaan Mongondow.
Jika ingin membeli, harus melalui proses pemesanan terlebih dahulu, untuk membicarakan ukuran dan motif pahatan yang akan digunakan. Pembeli yang masih berada di kawasan Minahasa, rumah akan dibawa dengan menggunakan truk. Rumah yang sudah disepakati untuk dibeli kemudian dibongkar kembali, dan dipasang di lokasi yang diinginkan oleh pembeli.
Rumah adat Minahasa umumnya mempunyai dua tangga, di bagian kiri dan kanan. Tiang utama rumah disebut Ari’i, pada bagian atasnya terdapat pintu masuk. Di bagian badan rumah terdapat jendela atau yang disebut dengan tetemboan, pada bagian inilah disemat ukiran berupa gambar bunga, atau sesuai keinginan si pembeli.
Yang menarik dari rumah adat Minahasa adalah konstruksinya yang melintang atau dikenal dengan nama Sumpeleng. Bagian-bagian rumah dibuat terhubung dengan Sumpeleng, sehingga membentuk pondasi rumah yang kokoh. Jika terjadi gempa, rumah tradisional ini hanya akan bergeser tanpa roboh. Tak heran jika rumah ini kerap diminati oleh turis asing yang datang ke Desa Woloan, bahkan Fari mengaku banyak order dari orang Singapura, Filipina, dan Jepang. (Ibo/Igw)
sulawesi utar

BERITA FOTO: Rumah Panggung Woloan Kota Tomohon

Sumber: https://beritamanado.com/berita-foto-rumah-panggung-woloan-kota-tomohon/


Rumah panggung di Woloan Kota Tomohon
Rumah panggung di Woloan Kota Tomohon
Rumah panggung di Woloan Kota Tomohon
Rumah panggung di Woloan Kota Tomohon
Rumah panggung di Woloan Kota Tomohon
Rumah panggung di Woloan Kota Tomohon
Rumah panggung di Woloan Kota Tomohon
Rumah panggung di Woloan Kota Tomohon
Tomohon – Rumah panggung atau rumah yang terbuat dari bahan baku kayu di Kelurahan Woloan Kota Tomohon hingga kini masih tetap aksis, walaupun seiring waktu dimana bahan baku utama seperti kayu semakin lama semakin sulit didapat.

Peta Budaya : Kerajinan Rumah Tradisional Woloan

Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulut/peta-budaya-kerajinan-rumah-tradisional-woloan/


Penulis: Steven Sumolang
 


Kerajinan Rumah Tradisional Woloan
  1. Nama Objek      :    Tempat Kerajinan Rumah Tradisional Woloan
  2. Lokasi Objek     :
  3. Jalan                 :    Jl. Tomohon – Tanawangko
  4. Kecamatan        :    Woloan
  5. Kota                 :    Tomohon
  6. Provinsi            :    Sulawesi Utara
  7. Utara (N)          :    010 19.1431
  8. Timur (E)          :    1240 .49.5231
  9. Satelit               :    5 m
  10. Elevasi             :    1770 W
  11. Sumber Data    :    BPNB Sulut (Tim Peta Budaya 2012)

Desa Woloan di Tomohon : Tempat Pengrajin Rumah Panggung Woloan Tradisional Minahasa yang Telah Mendunia



Sumber: https://www.pedomanwisata.com/wisata-sejarah/desa-tradisional/desa-woloan-di-tomohon-tempat-pengrajin-rumah-panggung-woloan-tradisional-minahasa-yang-telah-mendunia-
Desa Woloan di Tomohon : Tempat Pengrajin Rumah Panggung Woloan Tradisional Minahasa yang Telah Mendunia
Kategori : Wisata Budaya & Warisan / Desa Tradisional
Lokasi Indonesia / Sulawesi Utara
Alamat : Desa Woloan, Tomohon, Sulawesi Utara
 
Desa Woloan terletak di sekitar 3 Km dari barat kota Tomohon, atau sekitar 28 Km dari Manado. Desa ini telah terkenal karena industrinya di rumah-rumah bongkar pasang tradisional yang dapat diangkut dan dirakit kembali di manapun di dunia. Ini bukan rumah boneka atau suvenir, ini adalah rumah yang sebenarnya untuk ditinggali. Spektakuler!
Pengrajin dari Desa Woloan menerima banyak pesanan yang datang dari Argentina, Norwegia, Polandia, Jepang, Korea Selatan, Filipina dan Amerika Serikat, dan tentu saja di dalam negeri dari Jakarta dan Bali. Desa ini merupakan tempat favorit untuk melakukan tur ke Tomohon, dan sejumlah pesanan untuk rumah-rumah bongkar pasang sebenarnya berasal dari wisatawan yang berkunjung ke Tomohon.
Woloan yang terletak di Kecamatan Tomohon Barat, adalah sebuah desa yang cantik dikelilingi oleh Gunung Mahawu, Gunung Masarang dan Gunung Lokon yang sangat aktif. Cuaca yang sejuk dan bisa menjadi sangat dingin di malam hari. Di sepanjang jalan utama Woloan adalah tampilan berbagai rumah sehingga pengunjung bisa masuk dan mengagumi bahkan memesan langsung dari pengerajin yang bertugas. 

Rumah Bongkar Pasang
Rumah-rumah tersebut dibangun oleh tukang kayu terampil dengan menggunakan metode tradisional dan kayu keras, sehingga rumah-rumah itu kokoh namun tetap dapat dengan mudah dibongkar untuk diinvestasikan kembali di tempat lain.
Jenis rumah ini adalah aset yang luar biasa untuk dimiliki di taman yang luas yang menawarkan suasana pedesaan itu. Banyak rumah-rumah ini  telah digunakan sebagai vila, gazebo atau bungalow di resor pantai. Rumah Minahasa tradisional ini dibangun di atas pilar dan berdiri 3 meter di atas tanah. Biasanya ada sepasang tangga di depan dan di bagian belakang rumah, satu di sebelah kiri dan yang lainnya di kanan mengarah ke pintu utama. Pembeli yang berminat dapat mengambil dan dipilih dari yang ditampilkan, namun rumah dapat disesuaikan sesuai dengan keinginan pembeli.
Untuk rumah khas tipe 112 akan ada teras, ruang tamu dan tiga kamar tidur, masing masing 3,5 sampai 4 meter. Tidak ada dapur atau kamar mandi tapi ini bisa ditambahkan dan dipesan. Rumah itu memiliki 19 jendela kaca dan 6 pintu. Pembangunan rumah biasanya memakan waktu 2 bulan yang dikerjakan oleh  8 orang untuk menyelesaikannya. Balok pendukung terbuat dari kayu besi, dindingnya terbuat dari kayu cempaka dan plafonnya adalah kayu nantu. Sedangkan atapnya didukung oleh poros besi. Semua kayu didatangkan dari daerah tetangga Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Tidak seperti daerah lain di Indonesia, orang Minahasa percaya untuk tidak memasang genteng di atap, berdasarkan keyakinan karena genteng terbuat dari tanah dan tanah mengingatkan satu dari kematian, oleh karena itu mereka tidak memasangkannya di atap. Oleh karena itu, atapnya terbuat dari besi bergelombang atau serat alami.

Menuju Lokasi
Letak Desa tidak terlalu jauh dari Manado. Anda bisa menyewa mobil sendiri atau jika Anda lebih berjiwa petualang, Anda dapat menyewa sepeda motor menuju Kecamatan Tomohon Barat, Kota Tomohon.

Minggu, 19 Mei 2019

Rumah Kayu Rakitan Diminati Timur Tengah




Kompas.com - 18/05/2011, 17:41 WIB

 Sumber: admin blog info rumah kayu woloan (foto Januari 2019)

KOMPAS.com - Rumah kayu rakitan atau knocked down mendapatkan pasar baru, yaitu Timur Tengah. Permintaan dari kawasan tersebut terus meningkat. Di saat permintaan naik pesat, pengusaha menghadapi kendala harga bahan baku dan teknologi. Rumah kayu rakitan (knocked down), sekarang, semakin sering kita lihat berdiri kokoh di tengah kota-kota besar. Lazimnya, rumah-rumah tersebut terbuat dari kayu ulin, meranti, cempaka, maupun kelapa. Modelnya beragam, mulai dari gazebo, rumah panggung, hingga rumah minimalis. Jenis yang paling banyak ditemukan berupa rumah panggung ala Palembang, Manado, serta Bali.
      Sejak awal tahun 2000, bentuk indah rumah jenis ini memang memikat kian banyak orang. Gempa yang sering mengguncang membuat permintaan rumah ini cenderung naik. Sebab, rumah ini dianggap cukup tahan guncangan gempa. Melihat beragam kelebihan itu, tak perlu heran jika banyak orang dari kalangan menengah atas di Padang, Palembang, Lampung, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Bali, sampai Balikpapan memesannya. Apalagi, rumah kayu ini lebih indah ketimbang rumah beton. “Tidak kalah dari rumah biasa, rumah knocked down juga bisa bertahan hingga puluhan tahun,” kata Direktur CV Woloan Permai Fickry Pantow. CV Woloan adalah salah satu produsen rumah knocked down di Tomohon, Sulawesi Utara. Yang menarik, selain pasar dalam negeri, permintaan rumah knocked down pun banyak datang dari luar negeri. Kini, pasar ekspor itu kian bertambah lantaran permintaan dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab terus meningkat. Sejak awal 2011, konsumen dari dua negara itu banyak memesan dan menjadikan rumah bergaya daerah Indonesia sebagai tempat peristirahatan seperti vila atau resor. Maklum, bisnis pariwisata di kawasan Arab tengah tumbuh pesat. Permintaan yang datang dari pembeli di kawasan Arab ini tergolong baru. Sebab, sebelumnya, peminat rumah jenis ini lebih banyak datang dari negara yang mengalami musim dingin, seperti Jepang, Eropa, Australia, dan Amerika Serikat.
      Fickry mengaku mendapat pesanan 200 unit rumah ukuran 120 meter persegi (m²) dari Dubai dan Arab Saudi untuk kontrak selama satu tahun. Harga yang disepakati adalah Rp 2,15 juta per m². Dus, satu unit rumah ia banderol Rp 285 juta. Harga itu sudah termasuk ongkos kirim dan tukang. Padahal, di pasar lokal, harganya cuma Rp 1 juta per m². Permintaan baru itu langsung mendongkrak omzet penjualan CV Woloan Permai. Jika tahun 2010 perusahaan asal Moroan, Tomohon ini menjual 60 unit rumah, di awal tahun ini, kapasitas produksi 100 rumah per bulan sudah mentok. Apalagi, permintaan domestik juga tinggi, sekitar tiga sampai lima unit sebulan. “Permintaan sekarang melonjak 60%, kuota kami sudah habis,” sambung Fickry. CV Woloan menentukan kuota ini dengan mempertimbangkan kemampuan produksi rumah dan ketersediaan bahan baku. Dengan margin laba 40%–50% dari setiap unit rumah, Fickry mengakui, bisnis rumah knocked down ini menjanjikan. Bahan baku langka Agus Shofyan, Direktur CV Balisky Indonesia yang berada di Singaraja, Bali, juga punya cerita tak jauh berbeda. Ia melihat, kini, konsumen Timur Tengah tengah butuh banyak rumah knocked down. Ia sempat mendapat pesanan 200 unit rumah ukuran 100 m² awal tahun ini. Meski tidak menyebutkan jumlah, UD Gazebo-Production, produsen rumah knocked down di Palembang, sempat pula mendapatkan pesanan serupa. Gazebo-Creation sudah pernah mengirim rumah jenis ini ke Spanyol dan Malaysia.
      Namun, di pasar Timur Tengah, nasib dua perusahaan ini tidak seberuntung CV Woloan Permai. Terkendala teknologi dan bahan baku, CV Balisky dan UD Gazebo terpaksa merelakan laba di depan mata melayang. Pasalnya, pasar Timur Tengah menuntut kualitas kayu lebih baik. Maklum, cuaca di kawasan itu sangat panas sehingga membutuhkan kayu dengan kadar air rendah. Menjawab kebutuhan itu, kayu asal Indonesia harus diproses lagi. Di sinilah, masalah menghadang “Kami tidak punya teknologi untuk pengeringan (oven) kayu agar kadar airnya sedikit,” kata Zuhadi, pemilik UD Gazebo-Creation. Selain teknologi, kenaikan harga kayu juga menjadi persoalan berat. Fickry bilang, selama ini, pengusaha di Tomohon mendapatkan pasokan bahan baku dari dua cara. Pertama, membudidayakan sendiri. Kedua, membeli dari pemasok di Kalimantan, Indonesia Timur, serta beberapa daerah lain. Sayangnya, jumlah permintaan pengusaha rumah rakitan itu lebih banyak ketimbang stok bahan baku. Harga bahan baku kayu pun naik tinggi. Di 2009, harga satu meterkubik (m³) kayu meranti hanya Rp 850.000. Sekarang, harganya sudah mencapai Rp 2 juta lebih per m³. Persoalan kian pelik sejak muncul kewajiban kayu ekspor kudu bersertifikasi demi menjamin kayu itu bukan hasil selundupan atau penebangan liar. “Ini kami siasati dengan memproduksi satuan-satuan dalam jumlah kecil,” terang Agus. (Feri Kristianto/KONTAN) 


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rumah Kayu Rakitan Diminati Timur Tengah", https://properti.kompas.com/read/2011/05/18/1741228/Rumah.Kayu.Rakitan.Diminati.Timur.Tengah.

Lihat dan Bawa Pulang Rumah Kayu di Desa Woloan, Tomohon

Sumber: https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-1830455/lihat-dan-bawa-pulang-rumah-kayu-di-desa-woloan-tomohon


Selasa, 31 Jan 2012 15:09 WIB
D'TRAVELERS STORIES
Putri Rizqi Hernasari
d'travelers

Teras Rumah Kayu Minahasa (Sumber: Gilang Adhipratama/ACI) 
Teras Rumah Kayu Minahasa (Sumber: Gilang Adhipratama/ACI)

detikTravel Community - Selain objek wisata alam, Sulawesi Utara juga terkenal dengan kerajinan rumah kayu khas Minahasa-nya. Jika penasaran dengan kerajinan ini, datang saja ke Desa Woloan, Tomohon. Di sana, Anda bisa melihat proses pembuatan rumah kayu sekaligus membelinya.
      Desa Woloan, Tomohon memang sudah lama terkenal sebagai desa pengrajin rumah kayu tradisional khas Minahasa. Rumah kayu yang dihasilkan pengrajin di desa ini terkenal sebagai produk unggulan, baik dari nilai jual maupun kualitas. Hasilnya yang halus dan rapi berhasil menarik banyak wisatawan untuk datang ke Desa Tomohon, baik untuk membeli atau hanya sekadar melihat-lihat saja.
Bahan baku kayu yang digunakan adalah kayu dari pohon cempaka dan meranti. Biasanya, kayu-kayu ini berasal dari Kota Palu, Sulawesi Tengah, dan beberapa daerah lainnya di Provinsi Sulawesi Tengah.
      Rumah kayu khas Minahasa ini memang unik, karena bisa dibongkar pasang dan dibawa oleh pemiliknya. Rumah yang sudah terkenal hingga ke Belanda dan Prancis ini memang tidak berukir seperti rumah kayu yang terdapat di Pulau Sumatera, tetapi desain unik yang dimilikinya telah menjadi daya tarik sendiri.
Rumah kayu Khas Minahasa ini memiliki beraneka desain. Desain yang paling sederhana adalah rumah dengan dua kamar, dan yang paling kompleks adalah rumah lima kamar. Semakin banyak kamar yang dimiliki, semakin tinggi pula harga jualnya. Keahlian warga Tomohon untuk membuat rumah kayu ini berasal dari pendahulu mereka yang memang terkenal sabagai pengrajin rumah kayu Minahasa yang khas.
      Jika tertarik dengan rumah kayu ini, Anda bisa membelinya langsung di Desa Woloan. Tak perlu kuatir untuk pengiriman dan pemasangan rumah, karena rumah yang diinginkan akan dikirim ke alamat Anda lengkap dengan tukang pasangnya. Jasa antar rumah kayu pesanan bisa melalui dua jalur, yaitu darat dan laut. Jalur darat untuk pengiriman ke alamat yang masih berada di Pulau Sulawesi, sedangkan luar Pulau Sulawesi menggunakan jalur laut dalam peti kemas.
Untuk mencapai Desa Woloan, Anda bisa menggunakan kendaraan bermotor selama 10 menit dari Kota Tomohon.

Menyambangi Desa Woloan, Markas Pengrajin Rumah Adat Minahasa




Home, Pariwisata, Sulawesi Utara

 Menyambangi Desa Woloan, Markas Pengrajin Rumah Adat Minahasa

      Ada pemandangan berbeda ketika melintasi sebuah desa di Jalan Raya Tomohon, yaitu rentetan rumah adat Minahasa yang berjajar di sepanjang kiri dan kanan jalan. Dari sekitar rumah-rumah tersebut terdengar suara gergaji mesin menyeruak, di tempat inilah para pekerja sibuk dengan kayu-kayu yang menjadi bahan baku pembuatan rumah.
Masyarakat mengenalnya dengan Desa Woloan, desa di Kecamatan Tomohon Barat, Sulawesi Utara, yang sebagain besar penduduknya berprofesi sebagai pembuat rumah adat Minahasa. Fari, salah seorang pengrajin, mengungkapkan, rumah-rumah tersebut dibuat untuk dijual, bukan untuk dihuni sendiri. Harganya pun fantastis, karena mencapai angka ratusan juta rupiah.
"Biasanya kalau mau beli, dipesan dulu, ukurannya, motifnya. Kalau orang beli masih di kawasan Minahasa, kita bawa pakai truk, rumah yang sudah jadi kita bongkar kembali, nanti di tempat tujuan dipasang lagi. Kalau orang luar yang beli, kita bawa pakai kontener. Banyak pesanan dari luar negeri, misalnya Jepang, Filipina juga ada," begitu tutur Fari melanjutkan.
Umumnya rumah adat Minahasa terbuat dari kayu besi, mengingat kayu jenis ini dianggap mempunyai struktur yang kuat dan mampu bertahan hingga ratusan tahun. Bahan baku kayu besi yang dipasok dari daerah Bolaang Mongodow ini kemudian diolah dan disusun, mulai dari membuat pondasi, pancang-pancang, hingga menjadi bentuk rumah dengan beberapa ruangan di dalamnya.
      Rumah adat Minahasa secara umum terdiri dari beberapa ruangan, antara lain ruang makan, ruang tamu, kamar tidur, serta tambahan kamar mandi dan dapur. Menurut buku Sejarah dan Kebudayaan Minahasa yang ditulis oleh Jessy Wenas, dahulu bangunan rumah adat Minahasa dibuat dengan teknik ikat, yaitu menempel pada pohon yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk menghindari banjir dan gangguan binatang buas.
Pada 1850, seorang peneliti dari Belanda, DR WR Van Hoevell, mencatat adanya perubahan yang terjadi pada rumah adat yang dipakai oleh suku Minahasa. Bermula dari rumah yang menempel pada pohon, kemudian berubah menjadi rumah panjang, dan yang bertahan hingga kini adalah rumah adat Minahasa berbentuk panggung. Rumah adat Minahasa berbentuk panggung terdiri dari dua jenis, yaitu berpilar batu (Wale Weiwangin) dan berpilar balok kayu (Wale Meito’tol). Jenis kedua inilah yang menjadi model rumah minahasa yang diperjual-belikan di Desa Woloan.
      Rumah panggung berukuran lebih kecil dibandingkan dengan rumah panjang. Mengingat rumah ini hanya dihuni oleh satu keluarga saja. Ruang depan yang terbuka tanpa dinding disebut dengan loloan (fores). Masuk lebih ke dalam, akan ditemui beberapa ruangan, seperti ruang tamu, kamar tidur, dan loteng yang digunakan untuk menyimpan hasil panen atau juga digunakan sebagai tempat menjemur pakaian. Pada bagian belakang terdapat ruangan dapur (rarampoan). Uniknya dapur dibuat menempel ke belakang dengan rumah induk untuk menghindari kebakaran.
      Rumah panggung Minahasa mempunyai dua tangga, yaitu di bagian kiri dan kanan. Tiang utama rumah disebut dengan Ari’i, yang pada bagian atasnya terdapat pintu masuk. Pada bagian badan rumah terdapat jendela (tetemboan), pada bagian itu diukir hiasan berupa gambar bunga atau tanaman. Konstruksi tumpangan balok yang melintang di atas tumpangan balok memanjang disebut dengan kalawit. Sementara konstruksi berbentuk huruf ‘X” disebut sumpeleng. Konstruksi-konstruksi tersebut saling berkait dan membentuk pondasi rumah yang kokoh. Uniknya meski bagian-bagian konstruksi direkatkan tanpa menggunakan satu pun paku, saat terjadi gempa, rumah adat Minahasa hanya akan bergeser tanpa mengalami kerobohan pada bagian-bagiannya.[AhmadIbo/IndonesiaKaya]