Blog ini dimaksudkan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin berita tentang Rumah Kayu Woloan. Berita ditampilkan apa adanya bersama penulis dan alamat linknya. Tujuan untuk mempermudah pencarian informasi tentang Rumah Kayu Woloan. Terima kasih kepada siapa saja yang telah mengapresiasi Rumah Kayu Woloan melalui tulisan maupun pemanfaatannya...
Senin, 20 Mei 2019
Desa Woloan, Markas Pembuat Rumah Tradisional Minahasa
Liputan6.com, Jakarta
Suara getokan palu dan serutan mesin potong kayu makin santer terdengar
saat memasuki kawasan Desa Woloan. Sepanjang bantaran jalan di desa
yang berada di Kecamatan Tomohon Barat, Sulawesi Utara, ini dipenuhi
rumah adat Minahasa setengah jadi, di sekitarnya penuh dengan onggokan kayu. Dari tempat itu, sekelompok orang tampak sibuk dengan perkakasnya.
“Rumah-rumah ini dibuat untuk dijual, bukan untuk dihuni sendiri.
Dari ujung ke ujung ini semua rumah dijual,” begitu ungkap Fari, salah
seorang pengrajin rumah adat Minahasa saat ditemui Tim Liputan6.com yang ditulis pada Jumat (12/6/2015).
Lebih jauh Fari menjelaskan Desa Woloan merupakan markas pengrajin rumah adat Minahasa.
Rumah-rumah adat Minahasa ini dibuat dengan menggunakan kayu besi
sebagai bahan baku utamanya. Bahan baku kayu besi ini dipasok dari
kawasan Kabupaten Bolaan Mongondow.
Desa pembuat rumah tradisional Minahasa
Jika ingin membeli, harus melalui proses pemesanan terlebih dahulu,
untuk membicarakan ukuran dan motif pahatan yang akan digunakan. Pembeli
yang masih berada di kawasan Minahasa, rumah akan dibawa dengan
menggunakan truk. Rumah yang sudah disepakati untuk dibeli kemudian
dibongkar kembali, dan dipasang di lokasi yang diinginkan oleh pembeli.
Rumah adat Minahasa umumnya mempunyai dua tangga, di bagian kiri dan
kanan. Tiang utama rumah disebut Ari’i, pada bagian atasnya terdapat
pintu masuk. Di bagian badan rumah terdapat jendela atau yang disebut
dengan tetemboan, pada bagian inilah disemat ukiran berupa gambar bunga,
atau sesuai keinginan si pembeli.
Yang menarik dari rumah adat Minahasa adalah konstruksinya yang
melintang atau dikenal dengan nama Sumpeleng. Bagian-bagian rumah dibuat
terhubung dengan Sumpeleng, sehingga membentuk pondasi rumah yang
kokoh. Jika terjadi gempa, rumah tradisional ini hanya akan bergeser
tanpa roboh. Tak heran jika rumah ini kerap diminati oleh turis asing
yang datang ke Desa Woloan, bahkan Fari mengaku banyak order dari orang
Singapura, Filipina, dan Jepang. (Ibo/Igw)
Keren
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus